Teori Permintaan dan Penawaran
Adapun teori permintaan dan penawaran berdasarkan realitas adalah sebagai
berikut :
1.
Teori Permintaan
Permintaan adalah ungkapan keinginan dan kemampuan
seorang pembeli untuk memperoleh jumlah tertentu dari suatu barang dalam
berbagai kemungkinan harga yang pembeli dapat tawarkan. Permintaan dapat
dianggap sebagai suatu harga dan jumlah dalam pikiran pembeli.
Jumlah barang atau komoditas yang mampu dibeli oleh
seoramg konsumen karena peningkatan pendapatan riil akan tergantung dari efek
subtitusi dan efek pendapatannya. Kemampuan membeli meningkat atau menurun
tersebut akan tergantung dari sifat barang atau komoditas, apakah itu termasuk:
(1) bersifat formal; (2) bersifat interior; atau (3) bersifat super-inferior
atau giffen.
Perubahan harga barang atau komoditas akan mempengaruhi
perubahan barang atau komoditas yang diminta pada pergerakan sepanjang kurva.
Perubahan faktor – faktor lain ( preferensi konsumen, pendapatan harga barang
atau komoditas lain ) akan mempengaruhi perubahan barang atau komoditas yang
diminta melalui pergerakan atau pergeseran kurva permintaan.
Elastisitas harga dapat didefinisikan sebagai presentase
perubahan kuantitas yang diminta yang disebabkan satu persen perubahan harga.
Permintaan adalah elastisitas bila h 0,X merupakan subtitusi Nilai Ec
mencerminkan hubungan antara barang X dengan Y. bila Ec > 0,X merupakan
subtitusi Y. kenaikan harga Y menyebabakab harga relatif X lebih murah,
sehingga permintaan tarhadap X meningkat. Misalkan, bila harga daging ayam
naik, maka permintaan terhadap ndaging sapi akan meningkat (ceteris parribus),
karena sekarang harga daging sapi relative lebih murah disbanding harga daging
ayam (meskipun secara nominal masih lebih mahal).
1.1.
Elastisitas Pendapatan
Elastisitas pendapatan (Ei)
mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu berubah bila pendapatan
berubahan sebesar 1%.
Ei = persentase perubahan jumlah
barang yang diminta
Persentase perubahan pendapatan
Umumnya nilai Ei positif, karena
kenaikan pendapatan (nyata) akan meningkatakan permintaan. Makin besar nilai
Ei, elastisitas pendapatannya makin besar pula. Barang dengan Ei > 0
merupakan barang normal (normal goods) bila nilai Ei antara 0 sampai 1, maka
barang tersebut merupakan kebutuhan pokok (essential goods) (Perathama Rahardja
dkk, 2008:61).
1.2.
Faktor-Faktor yang Menentukan Elastisitas Harga
a.
Tingkat subtitusi. Semakin sulit mencari subtitusi suatu barang
permintaan semakin inelastis.
b.
Jumlah pemakai. Semakin banyak jumlah pemakai, dan permintaan, maka
permintaan barang semakin inelastis.
c.
Proporsi kenaikan harga terhadap pendapatan konsumen.
d.
Jangka waktu.
1.3.
Jenis-jenis Elastisitas Permintaan :
a.
Kurva permintaan elastisitas
Pada awalnya harga suatu barang
adalah Rp.2.000,- dan jumlah yang diminta sebanyak 15 barang tetapi pada harga
naik permintaan menjadi turun sehingga permintaan menjadi elastis. (Nursetyo
Budi Utomo).
b.
Kurva permintaan elastis sempurna
Dalam kurva permintaan elastis
elastis sempurna, harga barang relatif tetap, tetap permintaanya selalu berubah
c.
Kurva inelastis sempurna
Dalam kurva permintaan inelastis
sempurna diasumsikan bahwa ∆Q sama dengan 0, sedangkan ∆P sama dengan tak
terhingga untuk jenis barang tertentu, harganya cenderung selalu naik akan
tetapi permintaannya tetap misalnya harga tanah (Nursetyo Budi Utomo).
d.
Kurva permintaan elastis uniter
Pada waktu harga barang Rp.500,- jumlah barang yang diminta
sebanyak 30 unit. Tetapi pada waktu harga naik menjadi Rp.1.000,- jumlah barang
yang diminta sebesar 20 unit sehingga kurva permintaannya menjadi elastis
uniter (Nursetyo Budi Utomo).
e.
Kurva penawaran elastic
Misalnya kurva penawaran tersebut
adalah penawaran daging sapi. Padi waktu harga Rp.20.000,- jumlah daging sapi yang
ditawarkan sebanyak 15 kg. tetapi pada waktu harga naik menjadi Rp.30.000,- jumlah daging sapi yang
ditawarkan sebanyak 30 kg. maka disini terjadi kenaikan harga sebesar 50% dan
kenaikan penawaran sebesar 100% sehingga kurva penawaran menjadi elastis
(Nursetyo Budi Utomo).
f.
Kurva penawaran inelastic
Misalnya kurva penawaran tersebut
adalah penawaran daging ayam. Pada waktu harga Rp.10.000,- jumlah daging sapi yang
ditawarkan sebanyak 10 kg. Tetapi pada waktu harga naik menjadi Rp20.000,-
jumlah daging ayam yang ditawarkan menjadi 15 kg. Maka disini terjadi kenaikan
harga sebesar 100% dan kenaikan penawaran sebesar 50% sehingga kurva penawaran
menjadi inelastis (Nursetyo Budi Utomo).
2.
Elastisitas
Penawaran
Berikut pengertian dari elastisitas penawaran dengan
berbagai macam elastisitas yang berkaitan dengan elastisitas penawaran:
2.1.
Pengertian Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaran adalah angka yang menujukan berapa
persen jumlah barang yang ditaearkan berubah, bila harga suatu barang berubah
1%. Elastisitas penawaran juga dapat dikaitkan dengan faktor – faktor atau
variabel – variabel lain yang dianggap memengaruhinya, seperti tingkat bunga, tingkat
upah, harga bahan baku dan harga bahan – bahan lainnya.
Es = persentasi perubahan jumlah barang yang ditawarkan
Persentase perubahan harga.
Persentase perubahan harga.
Secara grafis tingkat elastisitas penawaran terlihat dari
slope kurva penawaran : makin datar, makin elastis penawaran suatu barang.
2.2.
Faktor-faktor yang Menentukan Elastisitas Penawaran :
a.
Jenis produk. Kurva penawaran produk pertanian umumnya inelastis, sebab
produsen tidak mampu memberikan respons yang cepat terhadap perubahan harga.
b.
Sifat perubahan biaya produksi. Selain tergantung pada jenis produknya,
elastisitas penawaran dipengaruhi juga oleh sifat perubahan biaya produksi.
Ditambah tergantung pada faktor-faktor lain diantaranya :
a)
Tingkat penggunaan kapasitas perusahaan. Apabila kapasitasnya telah
mencapai tingkat yang tinggi, investasi baru harus dilakukan untuk menambah
produksi.
b)
Kemudian memperoleh faktor – faktor produksi yang akan diperlukan untuk
menaikan produksi sulit diperoleh
c)
Jangka waktu. Jangka waktu juga bisa mempengaruhi besarnya elastisitas
penawaran
0 komentar:
Posting Komentar